JAKARTA - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq bin Husein Shihab resmi melaporkan sejumlah orang di antaranya Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang dan Kapolda Kalteng Brigjen Pol Damianus Zacky.
Laporan ini sebagai respons atas aksi penghadangan terhadap delegasi FPI di bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Rizieq menduga pelaku penghadangan tersebut bukanlah masyarakat suku Dayak umumnya namun oknum preman yang berniat membuat kericuhan.
"Pelaku rencana upaya pembunuhan delegasi pimpinan FPI pusat di Palangkaraya bukan Dayak muslim atau non muslim, tapi gerombolan preman rasis fasis dan anarkis binaan Gubernur Kalteng Teras Narang," kata Rizieq dalam pesan elektroniknya kepada okezone, Selasa (14/2/2012).
Rizieq menjelaskan jika massa tersebut di backup Kapolda Kalteng Brigjen Pol Damianus Zacky dengan operator Yansen Binti yang diduga seorang bandar narkoba dan Lukas Tingkes seorang terpidana perkara korupsi dengan putusan PK pada Desember 2011 yang sudah incracht tapi Kejaksaan takut mengeksekusinya.
"Mereka semua ketakutan dibongkar kebobrokannya oleh FPI, karena FPI sedang membela Dayak Seruyan yang dizalimi penguasa dan pengusaha serta preman di Kabupaten Seruyan, Kalteng seperti kasus Mesuji, Lampung," terangnya.
Dia menambahkan, perilaku Teras Narang menunjukkan seorang pemimpin yang rasis dan fasis. Teras Narang dianggap telah melakukan sejumlah perbuatan tak terpuji yakni penerobosan objek vital bandara, pengepungan pesawat dengan senjata, perusakan rumah panitia maulid Nabi Muhammad SAW, pembakaran tenda dan panggung dakwah Islam, percobaan pembunuhan pimpinan ormas Islam, pengepungan rumah dinas Bupati Kuala Kapuas.
"Tonton juga gonggongan anjing liberal yang akan membela para bajingan anarkis tersebut," tandasnya.
Sebelumnya, pihak FPI pusat berencana melantik FPI cabang Palangkaraya dan Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah yang akan dihadiri oleh para pimpinan FPI pusat, antara lain Ketua Bidang Dakwah Habib Muhsin bin Ahmad Alattas, Sekjen FPI Ahmad Sobri Lubis, Wasekjen KH Awit Masyhuri dan Panglima LPI Maman Suryadi.
Tapi para pimpinan FPI pusat ini telah dihadang terlebih dulu oleh gerombolan preman yang dipimpin oleh Yansen binti, Lukas Tingkes serta Sabran yang mengatasnamakan sebagai pimpinan Dewan Adat Dayak (DAD) dan Majelis Adat Dayak Nusantara (MADN). Gerombolan preman tersebut sudah menghadang mereka di dalam landasan bandar udara Tjilik Riwut, Palangkaraya dengan membawa berbagai jenis senjata tajam.
Dalam peristiwa ini, para pimpinan FPI yang diterbangkan memakai pesawat Sriwijaya Air akhirnya ditangguhkan pendaratannya ke bandar udara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan karena situasi yang sudah tidak kondusif.
Selasa, 14 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar