Dari inseklopedia bebas wikipedia indonesia.
Kantor gubernur Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1951
Kantor gubernur Jawa Timur di Surabaya pada tahun 1951
Jawa Timur
merupakan salah satu dari delapan provinsi paling awal di Indonesia. Provinsi
lainnya adalah Sumatera, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan
Sunda Kecil. Gubernur pertama provinsi Jawa Timur adalah R.M.T.A. Surjo.
Kehidupan
manusia sebagai masyarakat baru muncul sekitar abad 8, yaitu, dengan
ditemukannya prasasti Dinoyo di daerah Malang. Prasasti yang bertahun 760 M ini
menceritakan peristiwa politik dan kebudayaan di Kerajaan Dinoyo. Nama Malang
sendiri diperkirakan berasal dari nama sebuah bangunan suci yang disebut
Malangkuseswara. Nama ini setidaknya terdapat dalam satu prasasti, yaitu,
prasasti Mantyasih yang bertahun 907 M.
Pada tahun
1222, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Dia berkuasa di kerajaan itu
sampai tahun 1292. Sebelum berkuasa, Ken Arok merebut kekuasaan di Tumapel,
Kediri, dari Tungul Ametung. Kerajaan Singasari memberi kita peninggalan berupa
candi Dieng. Keturunan Dinasti Ken Arok ini kemudian menjadi raja-raja
Singasari dan Majapahit di abad ke 13 sampai abad 15.
Pada tahun
1227: Anusapati membunuh Ken Arok. Ia kemudian menjadi raja Singasari.
Kekuasaan Anusapati hanya berlangsung 20 tahun. Ia dibunuh Tohjaya. Tiga tahun
kemudian, Tohjaya terbunuh dalam pemberontakan yang dipimpin oleh Jaya
Wisnuwardhana, putra Anusapati. Tahun 1268, Wisnuwardhana meninggal, takhtanya
sebagai raja Singasari digantikan oleh Kertanegara (1268-1292). Pada tahuan
1292, Kertanegara dikalahkan oleh pemberontak bernama Jayakatwang, maka
berakhirlah kekuasaan Kertanegara sekaligus mengakhiri riwayat Kerajaan
Singasari.
Pada tahun
1294, Kerajaan Majapahit berdiri. Pendirinya adalah Raden Wijaya. Majapahit
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Dia didampingi
oleh mahapatih Gajah Mada. Bersama patihnya ini Hayam Wuruk berhasil menyatukan
wilayah yang luas di bawah nama Dwipantara.
Pada tahun
1357, Terjadi peristiwa Bubat, yaitu, perang antara Raja Sunda dan Patih
Majapahit Gajah Mada. Peristiwa ini bermula dari keinginan raja Hayam Wuruk
untuk mengambil putri Sunda yang bernama Dyah Pitaloka sebagai permaisurinya.
Namun karena terjadi salah paham mengenai prosedur perkawinan, rencana tersebut
berujung pada suatu pertempuran di Bubat. Pasukan Majapahit, di bawah pimpinan
Patih Gajah Mada berhasil menaklukan Pajajaran dalam perang Bubat tersebut.
Pada tahun
1389, Hayam Wuruk meninggal dunia. Posisinya digantikan oleh Wikramawardhana.
Era ini merupakan awal dari runtuhnya Majapahit. Salah satunya diakibatkan
adanya kekecewaan anak Hayam Wuruk yang lain, yaitu, Wirabumi. Setelah periode
itu, mulai bermunculan kerajaan Islam. Perkembangan lain, bangsa Eropa mulai
datang ke Nusantara dan berusaha untuk membangun kekuatan. Pada akhirnya mereka
menerapkan kolonialisme. Pada permulaan abad 20, sistem pemerintahan kerajaan
dihapuskan, diganti dengan sistem keresidenan. Pada era penjajahan Jepang,
perlawanan rakyat tetap terjadi. Di Blitar terjadi pemberontaka PETA (Pembela
Tanah Air) pada awal tahun 1945. Pemberontakan ini dipimpin oleh Supriyadi,
Moeradi, Halir Mangkudijoyo, dan Soemarto. Meskipun pada akhirnya pemberontakan
ini dapat dipadamkan. Namun jiwa pemberontakan tersebut mampu mengobarkan
semangat kemerdekaan pada seluruh rakyat Jawa Timur.
Dua pekan
setelah proklamasi kemerdekaan, Surabaya telah memiliki pemerintahan sendiri
dan berbentuk residen. Residennya yang pertama adalah R. Soedirman.
Terbentuknya pemerintahan di Surabaya ini menimbulkan sengketa dengan Jepang,
bahkan terjadi berbagai pertempuran. Penyebabnya adalah Jepang yang saat itu
telah menyerah kepada sekutu, diwajibkan untuk tetap berkuasa sampai saatnya kekuasaan
tersebut diserahkan kepada sekutu.
Kedatangan
pasukan sekutu dengan diboncengi Belanda (NICA) ke Surabaya, menambah panas
suasana. Puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945 dimana terjadi perang
besar antara arek-arek Suroboyo melawan Sekutu. Tanggal 10 November kemudian
ditetapkan sebagai hari pahlawan.
Pertempuran
tersebut memaksa gubernur Suryo, atas saran Tentara Keamanan Rakyat (TKR),
memindahkan kedudukan pemerintahan daerah ke Mojokerto. Seminggu kemudian,
pemerintahan pindah lagi ketempat yang lebih aman, yaitu, di Kediri. Namun
kondisi keamanan Kediri kian hari kian buruk sampai akhirnya, pada bulan
Februari 1947, pemerintahan provinsi Jawa Timur dipindah lagi ke Malang. Pada
waktu pemerintahan berada di Malang ini, terjadi pergantian Gubernur, Suryo
digantikan oleh R.P. Suroso yang kemudian digantikan lagi oleh Dr. Moerdjani.
Pada tanggal 21 Juli 1947, meskipun masih terikat dengan perjanjian Linggarjati
dan perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak tanggal 14 Oktober 1946,
Belanda melakukan Aksi Militer I. Aksi militer Belanda ini menebabkan kondisi
keamanan di Malang memburuk. Akhirnya Pemerintahan Provinsi Jawa Timur pindah
lagi ke Blitar. Protes
rakyat menolak berdirinya Negara Jawa Timur, Agustus 1950
Aksi militer
ini berakhir setelah dilakukan perjanjian Renville. Namun perjanjian ini
berakibat negatif bagi Jawa Timur, yakni, berkurangnya wilayah kekuasaan
pemerintah provinsi Jawa Timur. Belanda kemudian menjadikan daerah yang
dikuasainya sebagai negara baru, misalnya negara Madura dan negara Jawa Timur.
Ditengah
kesulitan yang dihadapi pemerintah RI ini, terjadi pemberontakan PKI di Madiun
tanggal 18 September 1948. Namun akhirnya pemberontakan ini dapat ditumpas oleh
Tentara Republik Indonesia. Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Aksi
Militer II. Blitar, yang waktu itu masih dipergunakan sebagai tempat
pemerintahan provinsi Jawa Timur diserang. Gubernur Dr. Moerdjani dan stafnya
terpaksa menyingkir dan bergerilya di lereng Gunung Willis. Aksi militer II
berakhir setelah tercapai persetujuan Roem-Royen tanggal 7 Mei 1949.
Belanda
menarik pasukannya dari Jawa Timur setelah diadakan Konferensi Meja Bundar
(KMB) yang menghasilkan piagam pengakuan kedaulatan negara Republik Indonesia
Serikat (RIS). Jawa Timur berubah status dari provinsi menjadi negara bagian.
Namun rakyat Jawa Timur ternyata tidak mendukung perubahan status tersebut.
Rakyat menuntut dibubarkannya negara Jawa Timur. Akhirnya pada tanggal 25
Februari 1950, negara Jawa Timur dibubarkan dan menjadi bagian wilayah Republik
Indonesia. Keputusan untuk bergabung kembali dengan RI ini diikuti oleh negara
Madura.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Jawa_Timur