Sabtu, 02 November 2013

BNN Butuh Peran Aktif Masyarakat Berantas Narkoba


Minggu, 03 November 2013 10:58 wib
Muhammad Saifullah - Okezone
Ilustrasi (Dok Okezone) Ilustrasi (Dok Okezone)
JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan baru menyentuh sedikit dari total 4 juta pecandu narkoba di seluruh Indonesia. Jumlah personel BNN yang terbatas dan minimnya panti rehabilitasi menjadi masalah klasik yang harus dihadapi.

Oleh karena itu, diperlukan peran serta kelompok masyarakat yang sudah terintegrasi untuk memberikan penyuluhan mengenai bahaya narkoba. "BNN sebenarnya ingin semua pecandu tersentuh, kita sudah ke sana ke mari. Tapi yang tersentuh baru bagian kecil saja," tukas Kepala Seksi Organisasi Masyarakat BNN Sudirman dalam diskusi di Posko Yayasan A. Djojohadikusumo.
Sudirman mengatakan, peran serta masyarakat dalam melakukan pencegahan dan memberikan pengetahuan terhadap bahaya narkoba sangat diharapkan. Hal ini bisa meringankan kerja BNN sekaligus menjadi alat sosialisasi yang efektif. "Kita mengharapkan semua masyarakat bergerak. Kalau perlu masyarakat menjadi penyuluh dan kami akan mendampingi," kata Sudirman.

Ia menambahkan, idealnya ditiap provinsi memiliki panti rehabilitasi bagi para pecandu narkoba. Apalagi, pemerintah telah sepakat bahwa pecandu narkoba dianggap sebagai individu yang sakit dan harus disembuhkan dengan pendekatan humanis. "Memerangi narkoba harus menjadi kesadaran kolegial seluruh masyarakat," kata Sudirman.

Sementara itu, Kepala Seksi Kelompok Masyarakat BNN David A Hutapea mengatakan, keberadaan narkoba sangat sulit diberantas sebab permintaan selalu ada. Sesuai hukum pasar, saat ada permintaan, maka produsen narkoba akan bermunculan dengan sendirinya. Apalagi, untuk memproduksi narkoba biayanya sangat murah dan bisa dipelajari melalui internet.

"Dengan modal Rp25 juta saja kita sekarang sudah bisa bikin 'kitchen lab' untuk memproduksi sabu-sabu. Cara bikinnya tinggal 'googling' aja. Bahan bakunya juga tidak sulit ditemukan dan ada di toko kimia," tukasnya.

Mendengar penjelasan dari BNN, Aryo PS Djojohadikusumo menyatakan tekadnya untuk menggerakan Yayasan A.Djojohadikusumo melawan narkoba. Caranya dengan memanfaatkan seluruh penyuluh dan relawan di yayasan untuk menyosialisasikan bahaya narkoba. "BNN masih perlu bantuan untuk mencapai kondisi ideal untuk memberantas narkoba. Maka dari itu, kesadaran masyarakat untuk membantu BNN sangat diperlukan," kata Aryo.

Politikus Partai Gerindra   itu juga mengatakan, ada banyak cara untuk mencegah dan memerangi narkoba. Salah satu bentuk pencegahan adalah dengan bermain catur. "Ada penelitian yang mengatakan orang yang bermain catur secara reguler tidak akan mengonsumsi narkoba sebab otaknya diajak berlatih saat bermain," ucapnya.

Aryo juga setuju dengan pendekatan penegakan hukum terhadap para pecandu narkoba. Menurutnya, pendekatan humanis lebih tepat ketimbang pendekatan hukum negatif seperti pemidanaan. "Tapi kalau bandar ya tetap harus dipidanakan seberat-beratnya," tukas Aryo.

Ia mengatakan, kepastian terhadap penegakan hukum serta peran aktif masyarakat adalah kunci utama dalam memerangi peredaran narkoba di Tanah Air. Namun, diperlukan proses bertahap untuk menciptakan Indonesia bebas narkoba. "Indonesia bebas narkoba tahun 2015 susah karena narkoba adalah candu Kita harus realistis sebab butuh bertahun-tahun untuk menyembuhkan para pecandu. Tapi yang terpenting kita bantu mereka untuk fokus rehabilitasi," kata Aryo.
(ful)

0 komentar:

Posting Komentar