Alhamdulillah, Terimakasih kepada Bapak TajudinNoor yang sudah melatih saya berpidato sejak kelas 3 Madrasah Aliyah walaupun saat itu saya belajar untuk bercemarah tapi kedepannya saya dapat mengasah kemampuan berpidato dengan khas saya berkat bibit yang ditanamkan oleh Bapak dari dulu. Begitupula bapak Malikul Rahman, Ibu Hayatun NIsa, Bapak Rus'ansyah yang menggembleng saya sebagai orator handal dan seluruh guru2 saya yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. 1 hal kawan saya tidak pernah memenangkan pertandingan Pidato sebagai juara 1 paling banter juara 2 terkecuali itu ceramah ataupun hanya tingkat madrasah dan untuk kali ini saya dapat meraihnya sebagai juara 1 saat saya duduk dibangku SMA..
Dulu saya pernah putus asa, saya sudah mempersiapkan sebaik mungkin pidato saya, dialtih oleh ibu guru tercinta namun apa daya saya tidak memenangkan pertandingan karena saya "cadel" perasaan semua beban dibumi ini jatuh ke saya. sungguh sangat menyakitkan ditambah salah satu guru saya mengatakan saya harus belajar melkafalkan huruf menyiksakan itu ! saya berlatih mengasah kemampuan lidah sampai saya merasa mual, bisaanda bayangkan?
Akhir cerita saya menyerah, saya tidak sanggup! tapi karena pidato memang salah satu hobi yang tidak dapat saya hilangkan akhirnya saya terus mengasah kemampuan saya, walaupun guru saya mengatakan A tapi saya kepingin B karena tidak sesuai jiwa saya. Memilih menjadi diri sendiri saat saya berpidato akan menyampaikan pesan tersirat kepada dewan juri dan saya yakin itu. Intinya dengan tulus hati saya menyatakan bahwa JANGAN MENYERAH, Jangan sedih dengan kekurangan yang kita miliki apabila banyak cemooh yang mengatakan bahwa kita tidak bisa karena kekurangan kita Buktikan kepada mereka bahwa kita bisa. (Hal ini pernah saya alami betapa tidak sahabat saya sendiri mengatakan saya tidak akan memenangkan pertandingan pidato karena dari pelafalan saja saya sudah tidak bisa).
Salam untuk generasi Indonesia yang lebih baik !
Hal ini juga dimuat di Koran Kal-Teng POS dan website kementrian agama http://kalteng.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=218387
(asfia)
Dulu saya pernah putus asa, saya sudah mempersiapkan sebaik mungkin pidato saya, dialtih oleh ibu guru tercinta namun apa daya saya tidak memenangkan pertandingan karena saya "cadel" perasaan semua beban dibumi ini jatuh ke saya. sungguh sangat menyakitkan ditambah salah satu guru saya mengatakan saya harus belajar melkafalkan huruf menyiksakan itu ! saya berlatih mengasah kemampuan lidah sampai saya merasa mual, bisaanda bayangkan?
Akhir cerita saya menyerah, saya tidak sanggup! tapi karena pidato memang salah satu hobi yang tidak dapat saya hilangkan akhirnya saya terus mengasah kemampuan saya, walaupun guru saya mengatakan A tapi saya kepingin B karena tidak sesuai jiwa saya. Memilih menjadi diri sendiri saat saya berpidato akan menyampaikan pesan tersirat kepada dewan juri dan saya yakin itu. Intinya dengan tulus hati saya menyatakan bahwa JANGAN MENYERAH, Jangan sedih dengan kekurangan yang kita miliki apabila banyak cemooh yang mengatakan bahwa kita tidak bisa karena kekurangan kita Buktikan kepada mereka bahwa kita bisa. (Hal ini pernah saya alami betapa tidak sahabat saya sendiri mengatakan saya tidak akan memenangkan pertandingan pidato karena dari pelafalan saja saya sudah tidak bisa).
Salam untuk generasi Indonesia yang lebih baik !
Hal ini juga dimuat di Koran Kal-Teng POS dan website kementrian agama http://kalteng.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=218387
(asfia)
0 komentar:
Posting Komentar